Tidak Pernah Kurang

Berkah Tuhan melimpah, tidak pernah kurang. 

Lalu bagaimana bisa seorang hamba ini menangisi penyesalan akan kesalahan kecil yang tidak seberapa itu. Yang ketika dihitung, atau dilihat, semua masalah tidak pernah besar. Tidak pernak tidak ada solusi.


Jika masalah masih perihal timbangan, karir, keluarga dan cinta. Bersyukurlah kita masih punya itu. Jika tidak ada masalah, pertanda kita tidak punya apapun. Yaitu, dari timbangan, karir, keluarga, dan cinta. 


Lalu, jika cinta yang kita maksud adalah cinta yang seringnya membutuhkan balasan, sayang sekali. Karena cinta seperti ini, yang bisa  berubah menjadi kebencian.Tapi, manusia tidak bisa asal bilang cinta. Karena cinta hanya milik Tuhan. Meski kadang, bisa jadi,  karena kita mengharapkan surganya maka kita mencintainya. Begitu transaksional. Coba saja tidak ada surga, apakah manusia masih cinta pada tuhannya?

Namun, jika selalu mencintai tanpa harus ada balasan, mau sampai kapan mencintai dengan tipe yang seperti ini. 


Iqra adalah ayat yang turun pertama kali. 

Lalu melihat menjadi ayat yang keberapa? Karena kita harus belajar untuk melihat segala sesuatu yang tidak nampak. Seperti apa? Seperti nikmat Tuhan yang sering didustakan. Seperti merasa cukup. Seperti merasa tenang. Dan seperti bernapas tanpa ada kecemasan. 


Tidak perlu disibukkan dengan permasalahan yang dibuat oleh pikiran kita sendiri. Betapa kita lupa untuk menikmati udara dengan oksigen pagi yang begitu segar. Jadi, aku ingin berbahagia seperti orang yang bisa menikmati semua itu dengan mata terbuka. Tidak langsung lenyap ketika membuka mata.


Hidup adalah berkah. Hidup adalah tidak di zona nyaman. Hidup adalah bekerja. Dan hidup adalah bahagia. Orang akan merasa sehat ketika dia sakit. Apakah sama ketika orang membutuhkan cinta, karena dia tidak mencintai dirinya sepenuhnya?


Hanya mengingat, berkah Tuhan melimpah, tidak pernah kurang. 


Posting Komentar

0 Komentar