Buku They Ask, You Answer oleh Marcus Sheridan




Dimulai dari masalah pelik seperti penjualan yang terjun payung. Kemudian iklim perusahaan sedang tidak baik karena budget lumayan dipotong, produk banyak berada di gudang, dan harus merelakan beberapa anggota tim untuk pulang.

Kasus di atas adalah pembuka buku They Ask, You Answer yang langsung mengambil hati dan menarik perhatianku untuk merampungkan buku ini, segera mungkin.


Apakah kamu menghadapi hal yang sama? Bahwa konsumen berubah dengan cepat, kompetitor melakukan hal yang sama, atau email marketing yang tidak mengubah konversi? Padahal, dulu kita aman-aman aja untuk menjual produk dengan cara kita. Melakukan email, iklan, dll. Sayang bukan? Ketika kita mampu menjadi market leader sebuah produk, tapi penjualan 1% dari follower pun tidak mencakup.


Dan, kasus di atas adalah hal yang selalu bisa ditemukan oleh perusahaan manapun. Lalu mereka akan tahu bahwa salah satu solusinya adalah inbound marketing atau content marketing. Tapi, dalam buku ini, ternyata tak semudah solusi itu. 


Namun, inilah waktunya kita untuk membangun sebuah perusahaan dengan iklim yang kondusif dan patut dibanggakan serta dipercaya oleh para konsumen kita. Melalui buku ini, meski tidak mudah, tapi akan mendorong untuk berubah lebih cepat. Jadi, yuk kita simak beberapa poin ulasan tentang hal menakjubkan yang ada di buku They Ask, You Answer berikut.


Adanya hal yang perlu kita sadar dan pasti sudah terlihat,- adalah kebiasan konsumen yang bergeser karena dampak teknologi. Kita bisa menjual mudah, dan mereka bisa membeli lebih mudah.


Growing a business is never an easy thing to do. 


Setelah 7 tahun, sale meroket bahkan sampai kewalahan. Namun, setelah kenaikan ada proses dimana ekonomi menuju hancur bahkan beberapa konsultan menyatakan bahwa ini lah momen perusahaan sedang “jalan menuju kebangkrutan”. Atau sebutannya adalah Dark Time.


Kenapa bisa terjadi?

  1. Consumer buying patterns have gone through a monumental shift over the past decade. Sale dan marketing menjadi blur. Lalu, 70% konsumen beli bukan karena ngobrol sama kita, tapi memang sudah memiliki keputusan untuk mau beli. 

  2. Pola pikir kita melihat sales sebagai revenue dan marketing sebagai expense, adalah cara old. Kita sudah ketemu sama jaman digital. Kita harus react sama kosnumen sekarang kalau ga bakal ketinggalan 


Scary?

Menakutkan-kan? Tapi kalau kamu baca penjelasan dalam tulisan ini di paragraf selanjutnya, seenggaknya kamu bakal siap-siap apa yang akan terjadi! 


Focus buku ini adalah pergeseran kebiasaan konsumen dan kedua adalah kita akan mendapat pola pikir yang spesifik setelah menyelesaikan They Ask, You Answer. Dan memang, setiap orang berpikir bahwa bisnisnya adalah beda. We are different from your business, so maybe this kind of treatment can not be good for us, right?


Mereka bilang mereka beda, karena ingin terlihat special? Yes! Tapi, 

Whether you’re B2B or B2C or a non-profit, local or national, service or product, or whether you’re big or small, don’t put yourself in the “different” corner. Bring it back to the basics. Bring it back to trust. Trust is the business we’re all in. This will never change.


Dan inilah saatnya untuk menyelamatkan “Inbound marketing,” as I understood it, was simply the process of attracting (instead of chasing) customers. And “content marketing” was simply the act of teaching and problem solving to earn buyer trust


Salah satu senjata yang dilakukan dalam buku ini, aksinya adalah,


Kita duduk, lalu kita nulis semua pertanyaan yang kemungkinan ditanyakan konsumen sama kita  dan buat video jawaban dari semua pertanyaan konsumen. Proses ini disebut building trust, yakni dengan memberi tahu apa yang konsumen cari. Once you’ve completed this list, you have the foundation for your entire digital marketing editorial calendar—be it articles, videos, podcasts, and so on—to put on your company website. 


Lalu, perusahaan Carmax mampu menghilangkan kekhawatiran terbesar konsumennya. Kyani, dengan membeli mobil bekas. Treat mereka membuat konsumen nyaman tanpa perlu deal sama salesperson mereka, jadi mereka tinggal daftar harga saja. Lalu, garansi 5 hari uang kembali jika mobil bekas yang mereka beli tidak asik dipakai. Dan, bagi salesnya, mereka memiliki komisi sama apakah mereka menjual mobil paling mahal atau paling murah. Setidaknya, kemageran buat nego harga, dan ketakutan kalau beli mobil bekas menjadi hilang!


Seeing is believing! Jadi, kita harus kasih tahu bahwa kita kompeten untuk ngasih tahu kehebatan kita mengenai produk yang dibutuhkan oleh konsumen.

Have a Healthy Relationship with Fear.


Ada 5 jenis konten atau tipe pertanyaan



  • Pricing and cost. Kalau konsumen cari harga tapi ga nemu-nemu, bisa bikin frustasi. Kayak, niat ga sih jualan?Namun, cuma 10 persen aja perusahaan yang mencantumkan harga dalam website nya. Alasannya yakni Setiap hal punya solusi berbeda. Dan harga yang berbeda.Jika diskusi harga di website, kompetitor akan tahu range harga. Kalau kita naruh harga berapa yang kita ambil, konsumen akan kaget dan malah pergi menjauh.
  • Problems
  • Versus and comparisons
  • Review
  • Best in class

5 hal diatas adalah riset yang paling dicari konsumen sebelum melakukan pembelian. Dan kita sebut The Big 5!


What matters is what consumers think, behave, and expect


Perlu meluangkan waktu lebih untuk menyelesaikan buku ini. Karena dalam bagian ke 2, ke 3, bhakan sampai bagian ke 6 yang akan menjelaskan dan menjawab semua kebutuhan kamu. Mengenai bagaimana seorang menjalankan bisnis, dan keluar dari keadaan yang buruk dengan memaksimalkan strategi digital. 



Posting Komentar

0 Komentar