source image: https://gunselisepici.com/Girl-Cave |
hai Ney,
harushkah aku melayangkan maaf atas waktu yang terlambat membalas emailmu?
begini nel, karibku yang maha baik dan asik.
Kala kau mengirim surat elektronik padaku, aku sedang berusaha mendapatkan signal untuk mengecek email diponsel pintarku. Selain itu, aku juga sedang ketir karena baterai ponsel mulai komat kamit menandakan dia akan redup. Dan aku sedang bergulat dengan sakitku yang tiba tiba, yang mengharuskanku menemui si dokter yang memberiku satu suntikan obat untuk menenangkan segala jenis sakit kala itu. Tapi aku juga yang bandel untuk memaksakan penghabisan tahun dalam ketinggian dan kedinginan sebab hujan. Namun, dengan ku baca suratmu itu, dan booms, sepertinya tahun baru lebih cepat 4 jam dari yang ku kira. Ada kembang api sepertinya di layar ponselku yang membuat aku bersyukur dan senyum sendiri karena tulisan yang kau kirimkan padaku. Sedikit lupa akan lapar dan dingin, dan membaca sambil berpikir, “tenagamu terbuat dari apa, sampai mau menyisihkan energi untuk mengirim surat apresiasi terbaik di awal tahun 2020 ini”. Dari banyak sebab untuk bersyukur,
Pertama,
Paragraf pertama dari suratmu membuatku butuh suntikan Ranitidine. Kau membuatku ngilu dan perih sekali di bagian dalam perutku. Kamu bilang “ So, in the end of 2019 I just want u to know that I cant imagine my life without you by my side, Ni. To be honest I'm willing to exchange one boyfriend with a friend like you. U're a complete package. Where can I find a friend who always stand by for everything that happened in my life bad things, good things? u're always ready”. Apakah ini premis yang sia-sia ney? Bagaimana kau bisa dengan rela menukarku dengan satu pacarmu sedang untuk kepemilikan pacar pun seperti saham. Kau belum punya saham itu. Yang baru kau punya adalah tabungan berkala, bisa jadi serius bisa jadi tidak terlalu serius, atau bisa jadi, serius jadi teman! tapi aku bersyukur, aku tunggu kesempatan kala kau akhirnya punya pacar, lalu aku menuntut “pilih aku sahabatmu atau dia pacar barumu!” Bahkan membayangkan dialog itupun rasanya seperti nikotin dan kafein. Yang pasti akan membuatku muntah!
Kedua,
Terimakasih atas apresiasi dari sisi akademiku dan kedewasaan dalam mengelola sebuah perasaan. Susah juga mengelola perasaan ney, apalagi ditujukan bukan pada satu manusia. Kadang lelah juga karena semuanya menjadi bias. Kadang lelah juga karena paham yang diterima berbeda. kadang lelah juga candaan kita dianggap serius olehnya. Kadang lelah juga seriusnya kita dianggap terlalu serius. Padahal sampa saat ini, aku serius bercanda! Lelah juga kalau harus membaca gerak gerik, membaca obrolan. Separuh waktu luangku sudah kuhabiskan untuk membaca buku, masa separuh lagi harus membaca situasi? Membaca perasaan? Membaca obrolan? Padahal, kalau diobrolkan dengan lugas dan sederhana entah pesan atau perasaan juga akan tersampaikan dengan baik baik saja kan? hasilnya, aku terima saja bagaimana mereka merasa mafhum atas diriku. dan juga, mau dijelaskan seperti apa, kadang, manusia sudah egois dalam memberi sebuah label pada manusia kan? Tapi, ini sih sama saja sebenarnya dengan memaklumi bagaimana hasil karya Haruki Murakami dengan Tagore yang jelas pasti berbeda. nah di situ memang titik manusianya! Yah semoga kau mnegerti apa yang aku analogikan di sini.
Ketiga,
“And now if u see urself in the mirror, u can see a beautiful young woman standing there, more strong and brave to conquer the world. I believe in 2020 its gonna be a wonderful, adventurous and exciting year for you”! Terimakasih sudah menyuruhku untuk berkaca. Dengan pernyataanmu itu, yang aku anggap paling serius di dunia, aku merasa menjadi Gal Gadot di tahun ini. Sangat tak terbayangkan betapa aku elegan sekali dalam menyikapi hidup! Bahkan bisa disandingkan dengan Captain America!
Begitu.
Surat elektronikmu sudah aku baca, dan dengan ini aku balas dengan sejujurnya. Yang disemogakan untukmu adalah apa yang kau semogakan juga Ney! Seperti biasa dalam obrolan kita, semoga lancar dalam urusan zodiak kita. Dari kesehatan, karir, dan asmara!
Semoga bisa bertemu dengan segala jenis manusia yang sederhana dan lugas tanpa perlu adanya dramaturgi, atau branding ala ala. Padahal sudah bukan umurnya! Begitu. Doakan aku yang terbaik juga. Doakan terbaik untuk bangsa kita juga. Doakan terbaik untuk saudara satu agama kita juga!
Aku berharap dengan pertemuan kita selanjutnya, baik itu kau atau juga dengan Nad si wanita yang sedang rebahan hatinya!
0 Komentar