Buku Totto Chan- Gadis Cilik di Jendela memberikan energi positif setelah baca. Karena bagi kita yang menginjak dewasa muda, banyak yang merasa energi mereka habis karena pekerjaan dan masalah kehidupan sosialnya. Kita merasa tidak ada ada hal yang membuat hidup lebih berenergi kecuali makan, jalan-jalan, atau hal rekreasi lainnya. Namun setelah baca buku ini, menurutku kita terlalu membatasi diri dan pikiran untuk begitu antusias.
Membaca Totto Chan- Gadis Cilik di Jendela seakan dibawa kembali pada masa kecil yang begitu semangat dan atusias. Ia juga mengajarkan ku untuk menilai semua hal dari sudut pandang yang baru dan positif. Dan aku juga berpikir, meski sekarang bukan anak-nakal lagi, kenapa aku tidak seperti Totto Chan saja dalam menghadapi masalah?
Memang, buku Totto Chan adalah buku parenting, tentang bagaimana seorang ibu mendidik anaknya. Kita bisa tahu bagaimana orang tua Totto Chan memperlakukan Totto Chan. Apalagi kepala sekolah yang begitu baik hati dan mengerti bagaimana dunia anak-anak dan segala jenis pemikirannya. Namun, lebih dari itu, buku ini juga banyak mengajarkan hal.
Berkisah Tentang
Totto Chan- Gadis Cilik di Jendela adalah buku yang berkisah tentang Totto Chan. Ia gadis cilik yang unik dengan pemikirannya. Disekolah, keunikannya tidak dilihat sebagai hal menarik, namun dilihat sebagai hal yang tidak menaati aturan. Jadi, guru-guru di sana melihat Totto Chan sebagai anak nakal yang sulit diatur.
Ibunya akhirnya memindahkan Totto Chan pada sekolah yang berisi teman-teman yang keren. Di sekolah ini, berisi teman-teman yang memiliki perbedaan fisik dan unik. Tapi bukan berarti sekolah ini adalah sekolah “untuk orang aneh”.
Totto Chan adalah seorang yang pandai berbicara dan kemampuan bahasanya lebih dari anak-anak seumurnya. Ketika ibunya memindahkan ke sekolah baru ini, kepala sekolah yang bernama Mr. Kobayashi Ingin ngobrol dengan Totto Chan. Dan apa yang terjadi?
Mr. Kobayashi dan Totto Chan ngobrol selama 2 jam dan lebih. Tepatnya mr. Kobayashi hanya mendengarkan. Bagi Totto Chan, kepala sekolah ini adalah orang yang paling tahu Totto Chan dan mau mendengarkan. Dan ia sangat suka dengan sekolah ini dan inilah awal petualangan Totto Chan.
Aku Belajar Bahwa
- Tottchan mengajarkan untuk berlaku jujur dan semangat dengan kehidupannya
- Tidak men-judge teman atau menghindarinya. Perbedaan membuat dunia dan kehidupan lebih menarik
- Kerja keras! Ada bagian ketika Totto Chan mengajak temannya yang memiliki cacat fisik sehingga tidak pernah naik pohon. Aku membayangkan usaha keras Totto Chan disini begitu kuat sehingga membuat terharu.
- Ditinggal oleh kematian, harus masuk ke situasi baru, dan menghadapi tantangan baru. Bukannya ketiga itu juga persis seperti orang dewasa kebanyakan?
Polos atau Nakal?
Disemua tempat ternyata sama ya? Apa yang tidak sejalan atau hal berbeda yang dilakukan oleh orang akan membuat orang itu aneh. Apa salahnya mengagumi nyanyian dan memanggil pemusik jalanan saat di kelas? Bukankah itu menyenangkan. Bagiku, dunia begitu kaku, sampai hal seperti ini saja menjadi sebuah hal yang mengganggu pelajaran. Padahal, kita bisa saja nikmati bersama dan tinggalkan pelajaran kelas yang kaku untuk belajar bersama pemain musik jalanan itu!Menurutku, ide-ide Totto Chan lakukan saat kecil adalah luar biasa!
Memang, apa yang diceritakan disini adalah masa kecil Totto Chan. Tapi, bukankah kita tetap bisa menjadi Totto Chan versi dewasa. Yang semangat, begitu antusias, dan tidak terbatas oleh pikiran sendiri. Karena kebebasan sudah termasuk bebas untuk berpikir menjadi apa saja.
Cerita ini begitu hangat dan menenangkan. Bagiku, buku ini termasuk buku healing karena dikemas dengan alur yang segar dan banyak hal lucu. Apalagi ketika ditutup dengan cerita bahwa penulis adalah Totto Chan itu sendiri. Wah, begitu semangat lagi untuk menjadi versi terbaik diri deh.
Lawak Banget!
BTW, penulis baru tahu bahwa sebenarnya ia dikeluarkan dari Tomoe Gakuen. Sekolah awal Totto Chan. Siapa sangka ibunya begitu pintar dan tak bilang kalau Totto Chan dikeluarkan. Bisa-bisanya anak kecil unik ini dikeluarkan sekolahnya. Untuk ibunya memilih sekolah mr. Kobayashi yang keren ini. Kalau tidak, mungkin ga ada buku ini.
Tapi, buku ini tuh ya, bayangin aja si Totto Chan jatuh ke galian jalan, kena pupuk kandang, terus ada bagian yang dia bener-bener berulah dan dibiarin aja sama si kepala sekolah. Kalau orang lain pasti bakal nolongin, tapi si Kepala sekolah ini cuma lewat dan bilang ke Totto Chan suruh beresin lagi kayak awal. Kalau ga salah ini tuh bagian Totto Chan numpahin pupuk dan kotor sebadan-badan. Duh, lawak deh.
0 Komentar