Mid Oct Reverie

Tuhan hadir dalam wujud lain. Dalam setiap cerita marjinal karya buku Ahmad Tohari. Dalam kesepian tokoh Garcia Marquez dalam 100 Tahun Kesunyian. Dalam kesabaran Viktor Frankl di camp nazi, dan keteguhan Tara Westover dalam Educated. 


Dalam wujud itulah aku ditemani. Belajar bahagia, belajar menangis, sedih, emosi, kesal, sabar dan sadar. Sadar bahwa hal baik perlu diulang dan memori buruk perlu diluapkan. Harapannya agar tidak berkumpul, terbendung, dan membludak.


Memori tidak baik yang sebaiknya dilupakan akan muncul kembali dengan trigger apapun. Seperti lagu sedih, cerita novel keluarga, meja makan Laut Bercerita, atau meja makan dalam buku The Vegetarian. 


Poin terakhir, meja makan dalam novel The Vegetarian menjadi trigger. Bahwa semua hal yang berkaitan keluarga, selalu membuat aku timid, nervouz, dan cemas. Pasalnya, Aku tidak memaklumkan bahwa setiap orang tua adalah peran pertama bagi mereka. Awalnya mereka adalah dua manusia asing yang dipaksa untuk bersatu dan membangun keluarga. Tapi manusai bukan perihal makan dan berkmbang biak saja. Yang dilahirkan bukan anak sapi, tapi manusia yang dibebani dengan harapan mereka yang tinggi. Jadi, mau dipaksa atau sukarela, aku masih belum rela untuk menjadi anak yang lahir dalam keluarga prematur. 


Buku The Vegetarian membuatku menangis. Menjadi sadar bahwa 2 manusia dengan peran istri dan suami , ayah dan ibu, terkadang hanya bermain peran. Sedangkan rasa sayang hanya mampir sebentar. Apalagi jika rasa sayangnya sudah dititip ke toko sebelah. 


Sebagai pengamat jeli,bagaimana mendefinisikan rasa sakit akibat 2 orang menjadi asing dan hilang empati? Agony. Sangat menyakitkan. Seperti halnya suami Yeong Hye di the Vegetarian. Bab ketika dia merasa lega saat hari senin tiba karena setidaknya dia harus bekerja dan tak perlu menemai istinya opname. Ditambah, dia berharap hari senin akan ada acara minum diluar dengan teman temannya. Meski dalam hati ia tahu, senin begitu sibuk dan ia harus balik ke rumah sakit untuk kembali melakukan perannya. Scene dalam buku ini begitu familiar. Seperti seorang suami yang meninggalkan istrinya operasi sendiri dan pulih sendiri, dan balik dibalut luka operasi basah ke rumah. Sedangkan dia, memilih hal yang lebih ‘penting’ dari operasi itu.


Namun, dalam semua hal baik yang aku baca, jika manusia hanya berpikir masa lalu, sama halnya dia membunuh dirinya di masa sekarang dan masa depan. Jadi, aku berpikir untuk mengurangi memori memori menyakitkan, dan menuliskannya dalam kata kata. Karena dengan seperti inilah aku bisa sembuh.



Posting Komentar

0 Komentar