Copywriter : 5 Realita Penulis Lepas


Sebuah bayangan indah bagi para muda-mudi yang melihat pekerjaan seorang copywriter yang membawa MacBook duduk di warung kopi dan fokus melakukan pekerjaannya. Bisa dikatakan, work in style menjadi hal yang dikagumi dan tentu saja dinginkan. Dengan embel-embel waktu fleksibel tanpa harus masuk kantor, freelance copywriter atau full time copywriter berhak memiliki waktu yang damai karena tak perlu bangun pagi dan masuk kantor saban hari.

Nyatanya? Penulis lepas butuh suasana selain rumah dan kamar kosan untuk bisa berpikir sehingga ia harus pergi ke warung kopi dengan tampilan yang indah tapi tak begitu berisik dan tentu saja menu yang tak mahal. Bayangkan jika harus menghabiskan 200 ribu per hari untuk nongkrong di cafe untuk menulis. Apakah iya gaji seorang penulis lepas bisa mendukung untuk gaya hidup semacam ini? Tentu bisa jika dilakukan 2 kali sebulan.

Apa sih realita menjadi penulis lepas? Realita ini mungkin akan lebih terasa bagi penulis pemula karena masih banyak belajar tentu saja. Berikut adalah 5 hal yang perlu diperhatikan sebelum datang ke medan perang.

1. Percaya diri dengan tulisanmu

Percaya diri di sini yakni bahwa kamu harus menghargai dan pasang harga tinggi mengenai tulisanmu. Tinggi namun tetap wajar dengan keringat, waktu, dan pikiran yang kamu tuangkan dalam menulis tulisanmu. Jangan sampai kamu menerima bayaran rendah hanya karena kamu pemula. Meski pemula, bukan berarti kamu tidak bisa menulis dan sudah menjadi hak kamu mendapat bayaran yang setimpal. Apalagi, menulis membutuhkan banyak tenaga dan pikiran, dan meski semua orang tahu bukan berarti semua orang bisa. Terlebih lagi, kamu di sini bisa dan mampu menulis dan kamu patut hargai diri sendiri.

2. Pertahankan relevansi tulisan, sebelum revisi oleh editor

Tak ada salahnya mempertahankan tulisan sebelum editor meminta revisi tulisanmu. Sayangnya, jika editor kamu bukanlah seorang penulis melainkan awam, terkadang mereka tahu apa yang mereka inginkan namun tak bisa mengkomunikasikan dengan benar. Meski kadang kita tahu yang paling tepat, kita tak bisa bertindak apa-apa kecuali mempertahankan tulisan dan meyakinkan bahwa tulisan kita sudah yang paling relevan. Jika kamu bertemu editor yang bisa membangun keahlian kamu lebih baik, bukan mengkritik saja, kamu perlu berbahagia.

3. Berani menghadapi klien

Berani dalam hal ini yakni kita harus menghadapi apapun pemikiran klien. Ada kalanya mereka menganggap kita tidak biasa saja sehingga bayaran yang seharusnya dibayarkan kepada penulis ditunda dengan berbagai alasan. Atau, menyepelekan kita dengan tenggat waktu yang pendek namun harus bisa menulis cepat. Anggapan anggapan menulis adalah bisa dilakukan mudah dan cepat kadang memang menjadi hal biasa bagi seorang.

4. Keahlian menulis bukan yang utama

Sayangnya keahlian menulis bukanlah yang utama karena memang bisa menulis adalah keharusan. Akan tetapi keahlian penting lainnya adalah melakukan follow up untuk mencari proyekan, manajemen waktu karena tugas dilakukan oleh kamu sendiri, dan yang pasti semua tergantung pada diri sendiri. Yakni, tidak ada bantuan dari orang lain. Maka kamu perlu disiplin dengan tugasmu dan jangan malas-malasan apalagi menunda-nunda pekerjaan ya.

5. Kamu akan bahagia menjadi penulis lepas

Ada kalanya pilihan menjadi seorang penulis lepas memberikan kebahagiaan sendiri. Kamu lebih tenang karena tanggung jawab pekerjaan ada di tangan kamu. Kadang, bagi seorang pekerja kantoran, selalu ada iklim perusahaan yang tak enak bahkan kompetisi antara karyawan yang tak sehat. Sedangkan bagi penulis, untuk melakukan kompetisi ini tak ada tenaga lebih karena lebih baik ia fokuskan pada tulisannya. Karena kamu akan tahu (dan pasti tahu) bahwa menulis adalah cara merasakan waktu. Begitu menulis rasanya waktu begitu panjang dan lama, karena pekerjaan tak kunjung usai. Waktu yang lama namun hari yang begitu cepat. Jadi, tak usah lagi cemas tentang orang lain dan nikmati kesukaanmu menulis setiap waktunya.


5 Realitas di atas pantas untuk membuat reaksi orang tarik napas dalam untuk lebih sabar. Bagaimana tidak? Jika menulis seharusnya dibayar namun ada penundaan atau bahkan dibayar tidak sesuai, lalu revisi yang tidak masuk akal, atau meminta deadline dipercepat. Meski memang tak semuanya menjengkelkan dan selalu ada hal baik dari setiap pekerjaan. Contohnya adalah poin ke 5 yang memberikan ketenangan dan kebahagian. Namun, poin ini akan cukup efektif jika penulis sudah mempunyai pengalaman dan relasi yang banyak untuk dipercaya mengelola sebuah proyek tulisan. Poin ke 5 tidak begitu cocok bagi pemula karena meski bahagia, selalu ada rasa was-was bagaimana untuk melanjutkan hidup selanjutnya.

credit foto
<a href="https://www.freepik.com/vectors/people">People vector created by stories - www.freepik.com</a>

Posting Komentar

0 Komentar