Buku Bicara Itu Ada Seninya karya Oh Su Hyang pantas dijuluki sebagai “must read book”. Buku ini cocok untuk dibaca oleh segala umur dan jenjang pendidikan. Karena bagiku, isi buku Bicara Itu Ada Seninya membahas dari kebutuhan kamu saat masih bersekolah sampai masuk dunia kerja. Selain itu, bagaimana kamu bisa “survive” dalam kehidupan melalui pembawaan kamu.
Apa Isi Buku Ini?
Bicara Itu Ada Seninya berisi 5 bab dengan penjelasan menarik di setiap sub babnya. 5 bab utama yakni:
Perbedaan juara 1 dan juara 2 terletak pada ucapannya
Dalam bab 1 buku Bicara Itu Ada Seninya, mengulas bahwa membangun first impression begitu penting. Masa, kesempatan kita untuk bisa lebih baik atau beruntung di 10 tahun ke depan, bisa hancur karena first impression 10 detik yang dibuat asal-asalan. Oleh karena itu, cara berbicara perlu diperbaiki dan dilatih. Bahkan, bagaimana cara membuat seorang berani bicara tanpa takut akan trauma masa lalu juga di bahas di bab1 ini.
Ada beberapa poin yang aku ingat banget, yakni bahwa kita harus punya role model, setelah itu kita tiru bagaimana role model kita mencapai sesuatu, dan terakhir kita ga boleh cuek aja. Ingat, berdandan bukan berarti centil atau cuma ingin cakep. Tapi, pembawaan dan karakter yang kita sajikan sangat berpengaruh di beberapa detik pertama namun untuk selamanya.
Pintar mendengar, pandai berbicara
Buku Bicara Itu Ada Seninya di bab 2 juga dibahas mengenai tips wawancara kerja, dan mantra meningkatkan percaya diri. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa cek daftar isi di atas. Bagian yang paling aku suka adalah bab “negosiasi untuk memperoleh keinginan”, dan “dasar dari perdebatan, dengarkan!”
Ucapan yang membuat lawan bicara memihak kita
Story Telling adalah senjata! Misalnya, host home shopping ketika sudah mengeluarkan jurus Wants & Needs dengan teknik persuasifnya, story telling yang akan menyempurnakannya.
Misal, kita menjual shopping bag. Dan kita kaitkan dengan film atau drama yang sedang tren. Padahal shopping bag tak ada kaitannya, tapi karena kita mengambil hati ketertarikan konsumen dan seakan bercerita bersama, jadi konsumen memihak kita.
Beratnya ucapan ditentukan oleh dalamnya isi
Dalam bab “berhasil dengan membuat penasaran” ada bagian yang sangat aku suka. Yakni, di halaman 153 . Berikut cuplikan fotonya
Suara bagus bukan bawaan dari lahir
Bagi penggemar drama dan variery korea mungkin akan lebih akrab dan bisa membayangkan siapa tokoh yang diulas dalam buku ini. Namun bukan berarti yang bukan penggemar tidak akan paham maksud dalam ulasan buku ini. Karena dengan terjemahan Bahasa Indonesia yang mudah dipahami, secara gamblang yakni “ketrampilan yang dimiliki penulis adalah hasil dari usaha keras dan tlaten yang dilakukan tiap harinya semenjak kecil”.
Atau, usaha yang dilakukan oleh MC kondang korea yang bisa kita temui banyak sekali variety shownya (dari running man, busted, infinity chalenge,sampai the sixth sense 2022) yakni Yoo Jae Suk, ternyata memang penuh usaha. Setidaknya, jika berbicara bagaimana suara yang bagus dan pembawaan yang bagus juga tak serta merta karena dari lahir. Namun juga dilatih dan kecocokan untuk setiap suasana. Karena jenis suara pembaca berita juga akan jauh berbeda dengan variety show. Nanti malah jadi bosan dan gagal acaranya karena jenis suara yang berat dan formal.
Ada hal menarik!
Jika dulu kita mungkin harus yakin dan fokus pada satu bidang, tidak di buku ini. Kini saatnya orang-orang beralih dari T-Shaped Skill ala Toyota, menjadi A Shaped Skill. Apa sih maksut dari dua kata itu? Nah ini aku juga baru tahu.
Pendeknya, sudah terlihat bahwa jaman sekarang, orang-orang punya banyak skill. Karena semakin lebar brand image seseorang, maka semakin bertahan. Misal, idol yang bisa berakting bisa jadi artis, bisa jadi bintang iklan. Chef yang mampu berkomunikasi baik, bisa menjaid pembawa acara masak.
Bukannya ambisius. Tapi, ini sudah tuntutan keadaan!
Rekomendasi gak nih?
Banget dong. Dan kayaknya, buat anak komunikasi dan public relations, buku ini harus udah wajib dibaca sampai selesei deh!
Tapi akan lebih pas lagi buat kita-kita yang ingin tahu bagaimana menarik pendengar untuk mendengarkan, calon pembeli untuk membeli produk kita, untuk berbicara lebih percaya diri, bagaimana tampil saat presentasi tugas kuliah, saat melakukan follow up dan negosiasi pada klien, dan pada saat menjelaskan diri kita pada interviewer.
Apa lagi? Masih banyak sekali. Dari segi retorika, personal branding, dan buku yang berkaitan dengan itu juga ada! Paket lengkap ya? Namun, lebih lengkap lagi jika kamu bisa baca dan juga anotasi agar lebih paham.
Yuk baca.
0 Komentar