Bagaimana hati yang tidak pernah mendapatkan cinta bisa mencintai seseorang dengan rapuhnya? Jika mendatangkan kebodohan karena kapasitas penuh dengan sosoknya, yang mendatangkan cemburu karena ekspektasi sendiri, dan mendatangkan rendah diri karena komparasi yang bermain di pikiran sendiri, sebenarnya aku tidak sudi untuk untuk jatuh cinta.
Tapi jika hartamu dilucuti, lalu bertualang bersama dan menikmati hasil buruan untuk makan saat itu, atau anggap saja kita dalam kesialan dan kesedihan, dan aku masih membayangkan masih bersamamu, sial, itu yang aku sebut jatuh cinta.
Jika cinta adalah siap menderita. Apa iya tahun ini menjadi awal penderitaan berkepanjangan? Permulaan cemburu, penasaran, rindu, kehilangan. Lalu menderita lagi, untuk melunturkan perasaan. Padahal, penderitaan ini tidak akan terjadi jika kita bisa saling jatuh cinta.
Tapi tenang saja, perihal cinta mencinta juga masih di dalam kendali. Kendati kehilangan atau tidak bisa dimiliki, kita masih bisa berjalan dan menjauh untuk lupa ingatan. Bukankah kita ahli dalam hal ini?
Tapi tahu tidak, dalam kehidupan dua manusia butuh adanya judul untuk menentukan akhir cerita. Kita butuh ikatan untuk membuat hal itu berarti. Dengan begitu kita saling menjaga. Tapi jika memang perlu kehilangan, yang hilang hanya sebuah ikatan. Cinta tidak berlaku. Jadi, jika kau pergi, hilang, dan kembali lalu hilang lagi, cinta tetap tinggal. Begitulah cinta.
Seperti saat itu, ketika kau mendengarkan lagu baru bersamanya, sedangkan aku membaca liriknya. Cinta tetap tinggal.
Saat kau bernarasi ingin membangun kehidupan tenang dengan cinta terakhirmu, cinta tetap tetap tinggal.
Ketika kita akhirnya pergi satu sama lain, obrolan kita luntur. Cinta tetap tinggal.
Cara kerja cinta tidak bisa ditebak.
0 Komentar