Katanya Hari Merdeka,

Salah satu hal yang membuat feed ig ataupun sosial media tanpa ada seorang istimewa karena sejujurnya, mencintai diri sendiri lebih sulit. Berusaha untuk tetap mencintai diri meski menjadi manusia gagal, banyak kesalahan, dan selalu tertinggal dalam hal apapun, lumayan menguras pikiran. Belum lagi ketika proses mindfulness ini di sela ketakutan dengan opini menyakitkan para manusia judgemental. Mengapa semua ini harus aku?


Selain itu, mungkin kemarahan belum reda. Pada pembual dan pembohong. Meski tahu bahwa marah hanya membuang energi. Tapi rasa kesal dan marah pada pembual seringnya membuat mempertanyakan diri. Pejantan brengsek! 


Meski kita akan menjadi tokoh antagonis di setiap cerita, aku akan membela diri. Tapi sudahlah, kisah kasih memang harus ada bumbu penghianatan. Sebagai manusia yang cukup tua, harusnya semua masalah bisa diobrolkan. Meski sebenarnya, yang aku lakukan adalah versi acuh tak acuh paling tinggi, menghilang dan tidak menganggap adanya sebuah keberadaan. well, karena komunikasi juga tidak bisa membantu!


Dan sebagai manusia yang cukup tua ini, tiba saatnya memulai hari baru. Seperti manifestasi tiap hari ‘setiap hari adalah hari pertama’. Anggap saja hari pertama kerja, hari pertama berpindah tempat, hari pertama membaca buku, hari pertama berjalan kaki, hari pertama jatuh hati, hari pertama mendapat gaji. Karena hari pertama adalah yang ditunggu dan dipersiapkan. Dan harusnya menjadi hari pertama meminta maaf padaku! Wel, trauma dan memori buruk memang sering menempel!


Menjadi manusia cukup tua ini, sepertinya cukup, dan sudah saatnya menjadi pendengar yang baik. Pencerita yang handal. Pembaca yang rajin. Pekerja yang konsisten. Manusia yang sederhana. Pribadi yang menyenangkan. Individu yang sadar diri. Dan hamba yang taat. 

Please be nice my august. Katanya Hari Kemerdekaan. Ayolah! Bebaskan dari kungkungan pikiranku yang rapuh dan penuh kekacauan ini.



Posting Komentar

0 Komentar